Wednesday, June 22, 2016

7. MANUSIA DAN KEADILAN

A. PENGERTIAN KEADILAN

Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan da;am tindakan manusia, kelayakan diartikan sebagai tititk tengah diantara ke dua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Keadilan menurut Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri, dan perasaannya dikendalikan oleh akal.

B. KEADILAN SOSIAL

Untuk mewujudkan keadilan social, diperinci perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yaitu :
1. perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.           Sikap adil terhadap sesame, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
2.      Sikap suka memeberi pertolongan kepada orang yang memerlukan.
3.      Sikap suka kerja keras.
4.      Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.

C. BERBAGAI MACAM KEADILAN

A) Keadilan Legal atau Keadilan Moral

Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya, keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian-bagian yang membentuk masyarakat.

B) Keadilan Distributif

Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diprlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally).

C) Keadilan Komutatif

Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakkat dan kesejahteraan umum. Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat.

D. KEJUJURAN

Kejujuran atau jujur artinya apa yang dilakukan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatakannya sesuai dengan kenyataannya yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang benar-benar ada.
Pada hakekatnya jujur atau kejujuran didasari oleh kesadaran moral yyang tinggi. Adapun kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal baik buruk. Disitu manusia dihadapkan kepada pilihan yang halal dan haram , yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, meskipun dapat dlakukan.
Kejujuran bersangkut erat dengan masalah nurani. Menurut M.Alamsyah dalam bukunya Budi Nurani, filsafat berpikir, yang disebut nurani adalah sebuah wadah yang ada dalam perasaan manusia. Wadah ini menyimpan suatu kegataran kejujuran, ketulusan dalam meneropong kebenaran local maupun kebenaran ilahi.

E. KECURANGAN

Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nursninys. Atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha, sudah tentu keuntungan itu diperoleh dengan tidak wajar.

F. PEMULIHAN NAMA BAIK

Nama baikmerupakan tujuan utama untuk orang hidup. Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati –hati agar nama baiknya tetap baik.
Tingkah laku atau perbuatan yang baik dengan nama baik itu pada hakekatna sesuai dengan kodrat manusia, yaitu :
a) manusia menurut sifat dasarnya adalah mahkluk moral
b) ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.

Pada hakekatnya. Pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya: bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahklak.

G. PEMBALASAN

Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain, reaksi itu dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.

Pembalasan disebabkan oleh adanya pergaulan . pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang oenuh kecurigaaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula. 




No comments:

Post a Comment