4
MANUSIA DAN CINTA KASIH
A. PENGERTIAN CINTA KASIH
Menurut kamus umum bahasa Indonesia
karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka atau sayang, ataupun
rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih artinya
perasaan sayang atau cinta. Dengan demikian arti cinta dan kasih hampir
bersamaan, sehinga kata kasih memperkuat rasa cinta, karena itu cinta kasih
dapat diartikan sebagai perasaan suka kepada seseorang yang disertai dengan
menaruh belas kasih.
Cinta memegang peranan yang penting dalam kehidupan
manusia, sebab cinta merupakan landasan dalam kehidupan perkawinan, pembentukan
keluarga dan pemeliharaan anak, hubungan yang erat dimasyarakat dan hubungan
manusiawi yang akrab. Cinta juga pengikat antara kokoh antara manusia dengan
Tuhannya, seingga manusia menyembah Tuhan dengan ijhlas, mengikuti
perintah-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.
Banyak para tokoh yang mengungkapkan pendapatnya
tentang cinta kasih, diataranya ada Erich Fromm, dia menyebutkan dalam bukunya
seni mencinta, bahwa cinta itu terutama memberi bukan menerima. Dan memberi
merupakan ungkapan yang paling tinggi dari kemampuan. Yang paling penting dalam
memberi ialah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan materi. Cinta mempunyai
unsur-unsur dasar tertentu yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan
pengenalan.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Tuhan,
Rasul dan berjihad di jalan-Nya. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang
tua, anak, saudara, suami/istri, dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah
cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat
tinggal.
Cinta kepada Tuhan, Rasul, dan berjihad di jalanNya
merupakan cinta yang tidak ada duanya. Hal yang merupakan konsekwensi iman dan
merupakan keharusan dalam agamanya. Bahkan itu pendorong utama di dalam
penunjang agama. Tidak diragukan lagi, manusia yang sangat mencintai Tuhannya,
maka ia akan merasakan kedamaian dalam hatinya, kedamaian dalam hidupnya,
karena ia telah meyakini bahwa zat Tuhan lah yang Maha Sempurna, Maha Indah,
Maha Agung, dan Maha dari segala Maha. Tak ada satupun selain Dia yang memiliki
kesempurnaan sifat-sifat tersebut. Maka dengan ketulusan iman yang sejati
itulah yang harus diikuti karena Dia lah yang Maha Tinggi, Maha Sempurna dan
Maha dari segala Maha.
Hakekat cinta menengah adalah suatu energy yang datang
dari perasaan hati dan jiwa. Ia timbul dari perasaan seseorang yang
dicintainya, aqidah, keluarga, kekerabatan, atau persahabatan, karenanya
hubungan cinta, kasih sayang dan kesetiaan diantara mereka semakin akrab.
Berangkat dari perasaan lembut yang ditanamkan oleh
Tuhan dalam hati dan jiwa seseorang inilah, akan terbentuk perasaan kasih
sayang dan cinta dari seseorang terhadap orang lain.
Cinta tingkat rendah adalah cinta yang paling keji,
hina dan merusak rasa kemanusiaan, karena itu ia adalah cinta rendahan.
Bentuknya beraneka ragam, misalnya:
1. Cinta kepada syetan, atau sesuatu yang disembah selain
Tuhan.
2. Cinta berdasarkan hawa nafsu.
3. Cinya yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang tua,
anak, istri/suami, perniagaan dan tempat tinggal.
Cinta mempunyai hikmah yang sangat besar, diantaranya
adalah:
1. Sesungguhnya cinta itu adalah ujian yang berat dan
pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami berbagai
macam rintangan. Tetapi manusia yang telah melewati rintangan tersebut maka
manusia itu telah menang, manusia itu telah menagkap hikmah dari cinta itu
sendiri.
2. Cinta telah memberikan pengaruh yang besar terhadap
pola berfikirnya manusia. Cinta telah membuat manusia menjadi lebih bersemangat
dalam menggapai cita-citanya. Cinta seperti power, yang berpengaruh besar
terhadap semangat juang seseorang.
B. CINTA MENURUT AJARAN AGAMA
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami
dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama, tetapi dalam kenyataan hidup manusia
masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta
didengungkan lewat lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi pihak lain
dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas
dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam
berbagai bentuk, kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri,
kadang-kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan anaknya, hartanya, atau
Allah dan Rasul-Nya. Berbagai bentuk cinta ini biasa kita dapatkan dalam kitab
suci Al-Qur’an.
Cinta diri
Cinta diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri.
Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi dirinya, dan
mengaktualisasikan diri, ia mencintai segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan
pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang menghalanginya untuk
hidup hidup, berkembang dan mengaktualisasikan diri. Ia juga membenci segala
sesuatu yang mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al-Qur’an telah
mengungkapkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri, dan menghindari
dari segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melauli ucapan Nabi
Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau
akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari
segala keburukan.
Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap
dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat
merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk
mencapai kesenangan dan kemewahan hidup (QS, Al-Adiyat, 100:8).
Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan
manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya uang terus menerus agar
dikaruniai harta, kesehatanm dan berbagai kebaikan dan hidup lainnya. Dan
apabila ia tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa putus asa
dan mengira ia akan bias meperoleh karunia lagi(QS, Fushilat, 41:49)
Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah
terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri
ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta berbuat kebajikan kepada
mereka.
Cinta kepada sesama manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan
keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi
cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Hendaknya ia menyeimbangkan cintanya
itu dengan cinta dan kasih sayang pada orang-orang lain, bekerja sama dengan
dan memberi bantuan kepada orang lain, oleh karena itu, Allah ketika memberi
isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak
pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang
terus-menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan
sebagian karunia yang diperolehnya. Setelah itu Allah langsung memberi pujuan
kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya
kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan
melalui iman, menegakkan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada
orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah. Keimanan
yang demikian ini akan bias menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri
dan cintanya kepada orang lain, dan dengan demikian akan bias merealisasikan
kebaikan individu dan masyarakat.
Cinta seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab
ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama
antara suami dan istri. Ia merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup
keluarga :
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan
merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang
berpikir(QS, Ar-Rum, 30:21)
Dorongan seksual melakukan fungsi penting, yaitu
melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksualah
terbentuknya keluarga. Dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dengan
demikian bumi pun menjadi ramai, bangsa-bangsa saling kenal mengenal,
kebudayaan berkembang, dan ilmu pengetahuan dan industry menjadi maju. Islam
mengakui dorongan seksual dan tidak mengingkarinya. Jelas dengan sendirinya ia
mengakui pula cinta seksual yang mennyertai dorongan tersebut. Sebab ia
merupakan emosi alamiah dalam diri manusia yang diingkari, tidak ditentang
ataupun ditekannya, yang diserukan Islam hanyalah pengendalian dan penguasaan
cinta ini lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah, yaitu dengan
perkawinan.
Cinta kebapakan
Mengingat bahwa antara ayah dan anal-anaknya tidak
terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan
anak-anaknya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan
kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan,
melainkan dorongan psikis. Dorongan ini Nampak jelas dalam cinta bapak kepada
anak-anaknya, karena mereka sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber
kekuatan dan kebanggaan, dan merupakan factor penting bagi kelangsungan peran
bapak dan kehidupan dan tetap terkenangnya dia setelah meninggal dunia. Ini
terlihat kelas dalam do’a Nabi Zakaria As, yang memohon pada Allah semoga ia
dikarunia seorang anak yang akan mewarisinya dan mewarisi keluarga Ya’qub :
“Ia berkata : Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah
lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalm
berdo’a kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap
mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul, maka anugerahilah
aku dari sisi Engkau seorang putera, yang akan mewarisi aku dan mewarisi
keluarga Ya’qub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seseorang yang diridhai (QS,
Maryam, 19:4-6)
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyratkan dalam kisah
Nabi Nuh As. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia
memanggilnya dengan rasa penuh cinta, kasih sayang, dan belas kasihan untuk
naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak.
Cinta kepada Allah
Puncak cinta manusia, yang paling bening, jernih dan
spiritual ialah cintanya kepada Allah dan kerinduaanya kepada-Nya. Tidak hanya
dalam shalat, pujian, dan doanya saja, tetapi juga dalam semua tindakan dan
tingkah lakunya. Semua tingkah laku dan tindakannya ditunjukkan kepada Allah,
mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah : Jika kamu(benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha
pengampun lagi Maha penyanyang” (QS, Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan
membuat cinta itu menjadi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam
kehidupannya dan menundukan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga
akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesame manusia, hewan, semua
mahluk Allah dan seluruh alam semesta. Sebab dalam pandagannya semua wujud yang
ada di sekelilingnya mempunyai manifestasi dari Tuhannya yang
membangkitkan kerinduan-lerinduan spiritualnya dan harapan kalbunya.
Cinta kepada Rasul
Cinta kepada Rasul, yang diutus Allah sebagai rahma
bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat ke dua setelah cinta kepada
Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam
tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya. Seorang mukmin yang
benar-benar beriman dengan sepenuh hati akan mencintai Rasullah yang telah
menanggung derita dakwah Islam, berjuang dengan penuh segala kesulitan sehingga
Islam tersebar di seluruh penjuru dunia, dan membawa kemanusiaan dari kekelaman
kesesaran menuju cahaya petunjuk.
C. KASIH SAYANG
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa
Indonesia karangan W.J.S.Porwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta
atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih
sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan
dari cinta. Percintaan muda-mudi (pria-wanita) bila diakhiri dengan perkawinan,
maka didalam rumah tangga keluarga muda itu bukan lagi bercinta-cintaan, tetapi
sudah bersifat kasih mengasihi atau saling menumpahkan kasih sayang. Dalam
kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung
jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling
terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Bila salah satu unsur kasih sayang hilang, misalnya
unsur tanggung jawab, maka retaklah keutuhan rumah tangga itu. Kasih sayang
yang tidak disertai kejujuran, terancamlah kebahagian rumah tangga itu. Kasih
sayang merupakan sesuatu paling mendasar, yang harus di terima oleh setiap
manusia, kasih sayang bisa di sebut juga sabagai suatu hak yang harus kita
terima, karena peran kasih sayang secara psikologi sangat berpengaruh terhadap
tumbuh kembangnya seorang individu. Tentu seorang individu yang di didik dengan
kasih sayang, bisa menjadi individu yang lebih baik di bandingkan mereka yang
kekurangan kasih sayang, karena dewasa ini, banyak sekali orang yang
berpandangan bahwa uang adalah segala-galanya sehingga banyak orang tua yang
lebih mementingkan mencari uang untuk anak, dan menomor dua kan kasih
sayang.
Sehingga tidak sedikit anak yang bertindak negative,
melakukan hal negative yang biasa di sebut sebagai kenakalan remaja, umumnya
hal itu terjadi di karenakan si anak merasa kurang di perhatikan oleh orang
tuanya, dan dia melakukan hal-hal negative agar orang tuanya terganggu dan
mulai memperhatikan anak tersebut. Tentu kurangnya kasih sayang harus di
hindari oleh setiap orang tua, mulai memberikan kasih sayang yang lebih, dan
menomor satukan kasih sayang. Tanpa kasih sayang seorang anak bisa berubah
menjadi individu yang brutal, kurang perduli dengan lingkungan sekitar, dan
bertindak sesuai dengan kemauan dirinya sendiri. Hal ini, terbtukti dari
banyaknya penelitian, bahwa kenakalan remaja, paling banyak di karenakan factor
didikan dan kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua tersebut.
Kasih sayang mengajarkan banyak hal terhadap manusia,
kasih sayang memberikan kepekaan bagi kita semua, untuk berbagi kasih terhadap
sesama, kasih sayang yang mampu merubah banyak individu yang umumnya perubahan
terjadi kearah yang lebih baik. Baik itu terhadap sahabat, orang yang kita
cintai, atau siapa pun yang kita lihat, karena begitu banyak orang di dunia ini
yang membutuhkan kasih sayang dari orang lain, tidak semua orang beruntung
memiliki orang tua, memiliki orang-orang yang di kasihinya, karena begitu
banyak anak yang lahir tanpa kasih sayang orang tua, begitu banyak anak yang
kelahirannya bahkan tidak di inginkan oleh orang tuanya, sehingga patutlah kita
memberikan kasih sayang lebih terhadap anak-anak yatim piatu, dan kita harus
bersyukur karena kita jauh lebih beruntung dari pada mereka. Bahkan keutamaan
mengasihi anak yatim sangat di tekankan oleh rosulullah SAW.
Oleh karena itu rasa kasih sayang harus di tanamkan
kepada siapa pun, tanpa mengenal siapa dia, dari mana asal usulnya. Dan kita
utamakan mereka yang jauh lebih membutuhkan, semampu kita untuk mengasihi
mereka.
D. KEMESRAAN
Kemesraan berasal dari kata dasar
'mesra', yang artinya perasaan simpati yang akrab. Kemesraan adalah hubungan
akrab baik antara pria dan wanita yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah
berumah tangga. Kemesraan merupakan perwujudan kasih sayang yang telah
mendalam. Cinta yang berlanjut menimbulkan pengertian mesra atau kemesraan.
Kemesraan adalah perwujudan dari cinta. Kemesraan dapat menimbulkan daya
kreativitas manusia. Kemesraan dapat menciptakan berbagai bentuk seni sesuai
dengan kemampuan bakatnya.
Filsuf Rusia, Salovjef dalam bukunya makna kasih
mengatakan “jiak seseorang pemuda jatuh cinta pada seorang gadis secara teknis,
ia terlempar ke luar dari cinta diri. Ia mulai hidup untuk orang lain.
Pernyataan ini dijabarkan secara indah oleh William
Shakespeare dalam kisah “romeo dan Juliet”, bila di Indonesia kisah Roro
mendut-Pronocitro.
Yose Ortage Y Gasset dalam novelnya “ On love”
mengatakan dikedalaman sanubarinya seorang pencinta merasa dirinya bersatu
tanpa syarat dengan obyek cintanya. Persatuan bersifat kebersamaan yang
mendasar dan melibatkan seluruh eksistensinya.
Selanjutnya Yose mengatakan, bahwaa si pecinta tidaklah
kehilangan pribadinya dalam aliran energy cinta tersebut. Malahan pribadinya
akan diperkaya, dan dibebaskan. Cinta yang demikian merupakan pintu bagi
seseorang untuk mengenal dirinya sendiri.
Kemampuan mencinta memberi nilai hidup kita, dan
menjadi ukuran terpenting dalam menentukan apakah kita maju atau tidak dalam
evolusi kita. Dari uraian di atas terlihat betapa agung dan sucinya cinta itu.
Bila seseorang mengobral cinta, maka orang itu merusak nilai cinta, yang
berarti menurunkan martabat dirinya sendiri. Cinta yang berlanjut menimbulkan
pengertian mesra atau kemmesraan. Kemesraan adalah perwujudan dari cinta.
E. PEMUJAAN
Pengertian pemujaan adalah salah satu
investasi cinta manusia kepada Tuhan yang diwujudkan dalam komunikasi ritual,
karena pemujaan kepada Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupan yang
sebenarnya. Pemujaan dapat dilakukan dalam berbagai aspek seperti memuja pada
leluhur, memuja pada agama tertentu dan kepercayan yang ada.
Dalam kehidupan manusia terdapat berbagai cara pemujaan
sesuai dengan agama, kepercayaan, kondisi, dan situasi. Sholat di masjid,
sembahyang di pura, di candi, di gereja, bahkan tempat-tempat yang dianggap
keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan atau yang dianggap
Tuhan.
Pemujaan-pemujaan itu sebenarnya karena manusia ingin
berkomunikasi dengan Tuhannya, hal ini berarti manusia mohon ampun atas segala
dosanya mohon perlindungan, mohon dilimpahkan kebijaksanaan, agar ditunjukkan
jalan yang benar, dan lain-lain.
F. BELAS KASIHAN
Belas kasih adalah kebajikan di mana kapasitas
emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai
bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar
dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan
kepribadian.
Dalam cinta sesama dipergunakan istilah belas kasihan,
karena cinta disini bukan karena cakapnya , kayanya, cantiknya, pandainya,
melainkan kerena penderitaannya. Penderitaan ini mengandung arti luas. Mungkin
tua , sakiit-sakitan, yatim, yatim piatu, penyakit yang dideritanya, dan
sebagainya.
Jadi kata kasihan atau rahmah berarti bersimpati kepada
nasib atau keadaan yang di derita orang lain. Perbuatan atau sifat menaruh
belas kasihan adalah orang yang berakhlak . Manusia mempunyai potensi untuk
berbelas kasihan. Masalahnya sanggupkah ia menggugsh potensi belas kasihannya
itu. Bila orang itu tergugah hatinya maka berarti orang berbudi dan terpujilah
oleh Allah SWT.
Dalam esai on love ada pengertian bahwa cinta adalah
rasa persatuan tanpa syarat. Itu berarti dalam rasa belas kasihan tidak
terkandung unsure pamrih. Belas kasihan yang kita tumpahkan benar benar keluar
dari lubuk hati yang ikhlas. Jika kita memberikan uang pada pengemis agar
mendapatkan pujian, itu berarti tidak ihklas atau ada tujuan tertentu, hal
seperti itu banyak terjadi dalam masyarakat.
G. CINTA KASIH EROTIS
Cinta kasih erotis yaitu kehausan akan
penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan seseorang lainnya. cinta kasih
erotis bersifat ekslusif, bukan universal, pertama-tama cinta kasih erotis
kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman yang dapat di eksplosif berupan
jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah dikatakan terlebih dahulu , pengalaman
intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini pada hakekatnya hanya sementara.
Keinginan seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan
merupakan nafsu fisi belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan.
Rupanya keinginan seksual dengan mudah dapat di dicampuri atau di stimulasi
oleh tiap-tiap perasaan yang mendalam. Dalam cinta kasih erotis terdapat
eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta
kasih keibuan, sering kali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis di
salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak milik, contoh sering
kita jumpai separang orang-orang yang sedang saling mencintai tanpa merasakan
cinta kasih terhadap setiap orang lainya.
Cinta kasih kesaudaraan merupakan cinta kasih antar
orang orang yang sama sama sebanding, sedangkan cinta kasih ibu merupakan cinta
kasih terhadap orang orang yang lemah tanpa daya. Walaupun terdapat perbedaan
besar antara kedua jenis tersebut, kedua duanya mempunyai kesamaan bahwa pada
hakekatnya cinta kasih tidak terbatas kepada sesorang saja. Pada hakekatnya
cinta kasih tersebut bersifat eksklusif, bukan universal, dan juga barangkali
merupakan bentuk cinta kasih yang paling tidak dapat dipercaya.
Bahwa cinta kasih hanyalah merupakan perbuatan kemauan
dan mengikat diri saja sehingga pada dasarnya tidak usah dipedulikan siapa kedua
orang yang terlibat di dalamnya. Apakah pernikahan itu diatur oleh orang lain
ataukah merupakan hasil pilihan individual,hal itu bukan menjadi soal, yang
penting sesudah pernikahan itu dilangsungkan ialah bahwa perbuatan kemauan
seharusnya menjamin kelangsungan cinta kasih. Pandangan ini rupa rupanya
mengabaikan ciri paradox hakekat manusiawi dan cinta kasih erotis. Kita
semuanya satu, namun tiap tiap diantara kita merupakan makhluk unik yang khas
yang tidak ada duplikatnya. Dalam hubungan kita dengan orang orang lain.
Paradox itu juga berlaku, sejauh kita merupakan satu, kita dapat mencintai dan
mengasihi tiap tiap orang lain secara sama dalam arti cinta kasih erotis
menurut adanya unsure unsure sangat khas dan individual yang terdapat diantara
beberapa orang tertentu saja, tetapi tidak pada semua orang.
Dengan demikian maka, baik pandangan bahwa cinta kasih
erotis merupakan atraksi individual belaka maupun pandangan bahwa cinta kasih
erotis itu tidak lain dari pada perbuatan kemauan, kedua duanya benar, atau
lebih tepat jika dikatakan bahwa tidak terdapat pada yang satu, juga tidak pada
yang lain. Oleh karena itu, gagasan bahwa hubungan pernikahan mudah saja dapat
diputuskan apabila orang tidak bersukses didalamnya, merupakan gagasan yang
sama sekali keliru dengan gagasan bahwa hubungan semacam itu di dalam keadaan
bagaimanapun tidak boleh diputuskan.
No comments:
Post a Comment