2. MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN
A. MANUSIA
Manusia memegang peranan yang unik, dan dapat dipandang
dari banyak segi. Menurut ilmu kimia, manusia dipandang sebagai kumpulan dari
partakel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan system yang dimiliki
oleh manusia. Menurut ilmu Fisika, manusia merupakan kumpulan dari berbagai
system fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari
energy. Menurut ilmu biologi, manusia merupakan makhluk biologis yang tergolong
dalam golongan makhluk mamalia. Dalam ilmu ekonomi, manusia merupaka makhluk
yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkn setiap kegiatan,
atau sering disebut dengan homo econimicus. Dan masih banyak lagi
definisi-definisi manusia dari berbagai macam ilmu.
Manusia memiliki kelebihan diantara ciptaan Tuhan lainnya
yaitu terletak pada akal budi, yakni sebagai potensi dalam diri manusia yang
tidak dimiliki oleh makhluk lainnya.Namun ada juga manusia manusia yang dungu
yaitu orang orang yang suka membuat bid’ah. Bisa dikatakan manusia merupakan
orang yang bodoh. Dan ada juga manusia yang memiliki tabiat kasar, memiliki
kecenderungan yang menyimpang, dan dingin dengan tingkah laku.
Di dunia ini terdapat banyak ragam sifat, sikap dan
prilaku dari manusia. Tidak semua manusia sama. Tidak semua manusia bisa
memanfaatkan akal budinya untuk kebaikan. Tidak semua manusia di dunia ini
jenius dan cerdik dalam meniti perjalanan hidup mereka dengan penuh kegigihan,
karena mereka sadar akan kekurangan mereka masing-masing.
Kehidupan yang telah diberikan oleh Tuhan adalah anugerah
bagi manusia. Manusia tidak berkuasa atas datangnya hal yang tidak diinginkan
tetapi diberi oleh Tuhan, tetapi manusia berhak menentukan bagaimana cara
menghadapi hal yang tidak diinginkan itu. Manusia diberi akal, maka manusia
memiliki kekuatan yang hebat dibandingkan makhluk ciptaan Tuhan lainnya, dengan
perpaduan iman, usaha, dan doa, serta kepasrahan yang kuat, manusia dapat
menjalani kehidupannya dengan kesungguhan dan kegigihan. Manusia merupakan
makhluk social yang tidak pernah lepas dari ketergantungan pada makhluk dan
situasi di lingkuannya. Maka dari itu, interaksi antar sesame manusia sangat
diperlukan.
B.HAKEKAT MANUSIA
a. Makhluk ciptaan tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa
sebagai satu kesatuan yang utuh
Tubuh adalah materi yang dapat dilihat, diraba, dirasa,
wujudnya konkrit tetapi tidak abadi. Jika manusia itu meninggal, tubuhnya
hancur dan lenyap. Jiwa terdapat di dalam tubuh,tidak dapat dilihat, tidak
dapat dirasa, sifatnya abstrak tetapi abadi. Jika manusia meninggal jiwa akan
terlepas dan akan kembali ke asalnya yaitu Tuhan, dan jiwa tidak mengalami
kehancuran. Jiwa adalah roh yang ada di dalam tubuh manusia sebagai penggerak
dan sumber kehidupan.
b b. Mahkluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika
dibandingkan dengan makhluk lainnya
Kesempurnaan terletak pada adab dan kebudayaannya,
karena manusia dilengkapi oleh akal, perasaan, dan kehendak yang terdapat di
dalam jiwa manusia. Dengan akal manusia mampu menciptakan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Adanya nilai baik dan buruk, mengharuskan manusia mampu
mempertimbangkan, menilai dan berkehendak menciptakan kebenaran, keindahan,
dan kebaikan atau sebaliknya. Selanjutnya, dengan adanya perasaan,
manusia mampu menciptakan kesenian. Daya rasa dalam diri manusia itu ada dua
macam, yaitu perasaan indrawi dan perasaan rohani. Perasaan indrawi adalah
rangsangan jasmani melalui pancaindra, tingkatnya rendah dan terdapat pada
manusia atau binatang. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang terdapat pada
manusia, misalnya:
· Perasaan intelektual
· Perasaan estesis
· Perasaan etis
· Perasaan social
· Perasaan diri
· Perasaan religious
c c. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi
Manusia adalah produk dari saling tindak atau interaksi
factor factor hayati dan budayawi. Sebagai makhluk hayati, manusia dapat
dipelajari dari segi-segi anatomi, fisiologi atau faal, biokimia, psikobiologi,
patologi, genetika, biodemografi, evolusi biologisnya, dan sebagainya. Sebagai
makhluk budayawi manusia dapat dipelajari dari segi-segi kemasyarakatan,
kekerabatan, psikologi social, kesenian, ekonomi, perkakas, bahasa, dan
sebagainya.
d d. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan ,
mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
Hidup manusia mempunyai tiga taraf, yaitu estetis,
etis, dan religius. Dengan kehidupan estetis manusia mampu menangkap dunia sekitarnya
sebagai dunia yang mengagumkan dan mengungkapkan kembali karya dalam lukisan,
tarian, nyanyian yang indah. Dengan etis , manusia meningkatkan kehidupan
estetis ke dalam tingkatan manusiawi dalam bentuk bentuk keputusan bebas dan
dipertanggungjawabkan. Dengan kehidupan religious, manusia menghayati
pertemuannya dengan Tuhan.
Semakin dekat seseorang dengan Tuhan, semakin dekat
pula ia menuju kesempurnaan dan semakin jauh ia dilepaskan dari rasa
kekhawatiran. Semakin mendalam penghayatan terhadap Tuhan semakin bermakna pula
kehidupannya.
C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
Ilmu psikologi yang memang berasal dan timbul dalam
masyarakat Barat, dimana konsep konsep dan teori teori mengenai aneka warna isi
jiwa, serta metode metode dan alat alat untuk menganalisis dan mengukur secara
detail variasi nisi jiwa , serta metode metode dan alat alat untuk menganalisis
dan mengukur secara detail variasi isi jiwa individu itu.
Sampai sekarang ilmu psikologi di Negara Barat itu
terutama mengembangkan konsep dan teori mengenai aneka warna isi jiwa. Untuk
mengindari pendekatan terhadaap jiwa manusia itu, hanya sebagai objek yang
terkandung dalam batas individu yang terisolaso, maka Hsu telah mengembangkan
suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk social budaya
itu mengandung delapan daerah yang seolah olah seperti lingkaran
konsentris sekitar diri pribadi.
Nomer 7 dan nomer 6 disebut daerah tak sadar dan
sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman diri alam jiwa
individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak
kedalam, sehingga tidak disadari lagi oleh individu yang bersangkutan.
Nomer 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan.
Lingkatan itu terdiri dari beberapa pikiran dan gagasan yang disadari oleh
individu itu sendiri, tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan
tidak dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya.
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan. Lingkaran
ini di dalam alam jiwanya mengandung beberapa pikiran, gagasan, dan perasaan
yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu ke sesamanya.
Nomer 3 disebut lingkaran karib. Lingkaran di dalam
alam jiwanya ini mengandung konsepsi rang-orang, binatang-binatang, atau
benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang
bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila
ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar oleh
kesedihan/masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
Nomor 2 disebut lingkaran hubungan berguna, tidak lagi
ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan
dari orang, binatang, atau benda-benda itu bagi dirinya.
Nomer 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari
pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda,
alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat
sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung
terhadap kehidupan sehari-hari.
Nomor 0 disebut lingkaran luar, terdiri dari
pikiran-pikiran dan angapan-anggapan yang hamper sama dengan pikiran yang
terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikirian dan
anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat, dan ditanggapi
oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.
D. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Secara etimologis kebudayaan berasal dari bahasa
Sansekerta “budhayah”, yaitu bentuk jamak dari budhi yang berarti budi atau
akal. Sedangkan ahli antropologi yang memberikan definisi tentang kebudayaan
secara sistematis dan ilmiah adalah E.B. Tylor dalam buku yang berjudul
“Primitive Culture”, bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang di
dalamnya terkandung ilmu pengetahuan lain, serta kebiasaan yang didapat manusia
sebagai anggota masyarakat.
Pada sisi yang agak berbeda, Koentjaraningrat
mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil
kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan yang harus didapatkanya dengan belajar
dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Dari beberapa pengertian
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem
gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia untuk memenuhi kehidupannya dengan
cara belajar, yang semuanya tersusun dalam kehidupanan masyarakat.
Secara lebih jelas dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kebudayaan adalah segala sesuatu yang dilakukan dan
dihasilkan manusia, yang meliputi:
a. Kebudayaan materiil (bersifat jasmaniah), yang meliputi
benda-benda ciptaan manusia, misalnya kendaraan, alat rumah tangga, dan
lain-lain.
b. Kebudayaan non-materiil (bersifat rohaniah), yaitu
semua hal yang tidak dapat dilihat dan diraba, misalnya agama, bahasa, ilmu
pengetahuan, dan sebagainya.
2. Kebudayaan itu tidak diwariskan secara generatif
(biologis), melainkan hanya mungkin diperoleh dengan cara belajar.
3. Kebudayaan diperoleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Tanpa masyarakat kemungkinannya sangat kecil untuk membentuk
kebudayaan. Sebaliknya, tanpa kebudayaan tidak mungkin manusia (secara
individual maupun kelompok) dapat mempertahankan kehidupannya. Jadi, kebudayaan
adalah hampir semua tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari.
EE,
UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN
Setiap masyarakat memiliki kebudayaan. Kebudayaan
setiap masyarakat berbeda-beda. Namun, ada unsur-unsur pokok kebudayaan yang
secara umum dimiliki oleh setiap masyarakat. Unsur yang dimaksud sering disebut
unsur-unsur kebudayaan universal (cultural universals).
Beberapa ahli telah merumuskan unsur-unsur kebudayaan pokok. Para ahli tersebut, di antaranya Melville J. Herskovits yang menyampaikan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik.
Beberapa ahli telah merumuskan unsur-unsur kebudayaan pokok. Para ahli tersebut, di antaranya Melville J. Herskovits yang menyampaikan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu alat-alat teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik.
Sementara itu Bronislaw Malinowski menyebut
unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai berikut:
· Sistem norma yang memungkinkan kerja sama antaranggota
masyarakat sebagai upaya menguasai alam sekitarnya.
· Organisasi ekonomi.Alat-alat dan lembaga atau petugas
pendidikan, termasuk keluarga sebagai lembaga pendidikan yang utama.
· Organisasi kekuatan.
Adapun C. Kluckhohn dalam karyanya Universals
Categories of Culture memaparkan ada tujuh unsur kebudayaan yang dianggap
cultural universals, yaitu sebagai berikut
1. Sistem kepercayaan (sistem religi).
Setiap masyarakat memiliki keyakinan terhadap hal-hal bersifat religi, bahkan pada masyarakat atheis (tidak percaya adanya Tuhan) sekali pun.
Setiap masyarakat memiliki keyakinan terhadap hal-hal bersifat religi, bahkan pada masyarakat atheis (tidak percaya adanya Tuhan) sekali pun.
2. Sistem pengetahuan.
Setiap masyarakat mempunyai sistem pengetahuan yang mungkin berbeda-beda pada setiap masyarakatnya.
Setiap masyarakat mempunyai sistem pengetahuan yang mungkin berbeda-beda pada setiap masyarakatnya.
3. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia.
Setiap masyarakat juga memiliki pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, alat-alat produksi, senjata, dan sebagainya.
Setiap masyarakat juga memiliki pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, alat-alat produksi, senjata, dan sebagainya.
4. Mata pencaharian dan sistem-sistem ekonomi.
Dalam masyarakat selalu ada mata pencaharian atau sistem ekonomi, seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya.
Dalam masyarakat selalu ada mata pencaharian atau sistem ekonomi, seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dan sebagainya.
5. Sistem kemasyarakatan.
Setiap masyarakat biasanya memiliki kemasyarakatan, di antaranya, sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, dan sistem pekawinan.
Setiap masyarakat biasanya memiliki kemasyarakatan, di antaranya, sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum, dan sistem pekawinan.
6. Bahasa, baik lisan maupun tulisan.
Masyarakat mana yang tidak memiliki bahasa? Tentunya tidak ada masyarakat yang tidak memiliki bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.
Masyarakat mana yang tidak memiliki bahasa? Tentunya tidak ada masyarakat yang tidak memiliki bahasa, baik bahasa lisan maupun tulisan.
7. Kesenian, baik seni rupa, seni suara, maupun seni
lainnya.
Setiap masyarakat mempunyai berbagai macam seni yang tentunya berbeda dengan masyarakat lainnya.
Setiap masyarakat mempunyai berbagai macam seni yang tentunya berbeda dengan masyarakat lainnya.
Selain
unsur di atas, para hali mengemukakan unsur budaya sebagai berikut:
Melville
J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
· alat-alat teknologi
· sistem ekonomi
· keluarga
· kekuasaan politik
B ronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang
meliputi:
· Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara
para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
· Organisasi ekonomi
· Alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas
untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
· Organisasi kekuatan (politik)
F, WUJUD KEBUDAYAAN
Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan mempunyai tiga
wujud, yaitu:
1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Wujud ini disebut system budaya, sifatnya abstrak,
tidak dapat dilihat, dan berpusat pada kepala-kepala manusia yang menganutnya,
atau dengan perkataan lain, dalam alam pikiran warga masyarakat dimana
kebudayaan bersangkutan hidup.
2. Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
sifat kongkret, dan diamati atau diobservasi.
3. Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas
dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai
tujuannya.
G. ORIENTASI NILAI BUDAYA
Kebudayaan sebagai karya manusia memiliki system nilai.
Menurut C.Kluckom dalam karyanya system nilai budaya dalam semua kebudayaan di
dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu
:
1. Hakekat Hidup Manusia (MH)
Hakekat hidup manusia untuk setiap kebudayaan berbeda
secara ekstrem, ada yang berusaha untuk memadamkan hidup, ada pula yang dengan
pola pola kelakuan tertentu menganggap hidup sebagai suatu hal yang baik.
2. Hakekat karya manusia (MK)
Setiap kebudayaan sejatinya memiliki hakekat yang
berbeda beda. Diantaranya ada
yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk
hidup.karya memberikan kedudukan atau kehormatan. Karya merupakan gerak hidup
untuk membentuk karya yang berikutnya.
3. Hakekat waktu manusia (MW)
Hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, ada yang
berpandangan mementingkan orientasi masa lampau, ada pula yang berpandangan
untuk masa kini atau masa yang akan datang.
4. Hakekat alam manusia (MA)
Ada kebudayaan yang menganggap manusia sering
mengeksploitasi alam, dan ada pula kebudayaan yang menganggap manusia sebagai
pemelihara alam.
5. Hakekat hubungan manusia (MN)
Dalam hal ini yang dipentingkan adalah hubungan antara
manusia dengan manusia, baik secara horizontal (sesamanya) maupun secara
vertical (orientasi kepada tokoh-tokoh). Ada pula yang berpandangan
individualis.
H,
PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Tidak ada kebudayaan yang stastis, semua kebudayaan
mempunyai dinamika dan gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia.
Gerak manusia terjadi oleh karena ia mengadakan hubungan-hubungan dengan
manusia lainnya. Artinya, karena terjadi hubungan antar kelompok manusia di
dalam masyarakat terjadi perrubahan, yang disebabkan oleh beberapa hal, antara
lain”
1. Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan
kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2. Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat
mereka hidup.
Perubahan kebudayaan ialah perubahan yang terjadi dalam
system ide yang dimiliki bersama oleh para warga masyarakat atau sejumlah warga
masyarakat yang bersangkutan, antara lain aturan-aturan, norma-norma yang
digunakan sebagai pegangan dalam kehidupan, juga teknologi, selera, rasa
keindahan (kesenian), dan bahasa.
I. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Secara sederhana hubungn antara manusia dan kebudayaan
adalah mannusia sebgai perilaku kebudayaan dan kebudayaan merupakan objek yang
dilaksanakan oleh manusia.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai
dwitunggal, maksudnya walaupun dua duanya berbeda tetapi tetap satu kesatuan.
Manusia menciptakan kebudayaan dan setelah kebudayaan itu tercipta maka
kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak akhirnya
keduanya merupakan ssatu kesatuan.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan
ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat
dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling kait satu sama lain. Proses
dialektis ini tercipta melalui tiga tahan yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia
mengekspresikan dirinya dengan membangun dirinya.
2. Obyektivitas, yaitu proses dimana masyarakat menjadi
realitas objektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan
berhadapan dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap
kembali oleh manusia.
Manusia dengan kebudayaan mempunyai hubungan yang erat
satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana
yang lebih awal muncul, manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap keberadaan
keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar penganalisaan
dapat dilakukan dengan lebih cermat
No comments:
Post a Comment