ILMU
PENGETAHUAN, TEKNOLOGI DAN KEMISKINAN
ILMU
SOSIAL DASAR
Dosen:
Mutiara, Slkom
Disusun
Oleh :
ANGGY
AGUSTIAN PRAHARSIWI
NPM
: 50415806
JUAN
VALERIAN DELIMA
NPM
: 53415615
RIZKY
AGHSITA PUTRAWAN
NPM
: 56415170
YOHANES
EUDES PAYONG
NPM
: 57415267
JURUSAN TEKNIK
INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI
INDUSTRI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
TAHUN AKADEMIK 2015 /
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, karunia
serta nikmat-Nya kepada kita semua khususnya pada diri penulis sehingga
penulisan makalah ini telah diselesaikan.
Penulis
menyadari sepenuhnya dalam penulisan makalah tanpa bantuan dari berbagi pihak
tidak akan terselesaikan, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-satu dalam
membantu penyelesaian makalah ini. Selain itu penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kesalahan ataupun kekeliruan dari berbagai segi, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik, saran serta masukan yang bersifat membangun dari pembaca
agar kedepannya bisa lebih baik lagi.
Depok,
Oktober 2015
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………… . . . . .. . . …2
DAFTAR ISI
………………………………… . . . . ………………… . . . 3
BAB I (
PENDAHULUAN)………………………………………………… 4
A.LATAR
BELAKANG………………………………………………….. 4
B.RUMUSAN
MASALAH……………………………………………….. 5
C. TUJUAN
. . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .
. . . . . . 5
BAB II (
KAJIAN PUSTAKA )……………………………………………… 6
A.ILMU
PENGETAHUAN………………………………………………. 7
B.TEKNOLOGI…………………………………………………………...
8
C. KEMISKINAN…………………………………………………….
. . 9
D.
KEMAKMURAN ………………………………… ………… . . . . . . 10
BAB III (
STUDY KASUS/ PEMBAHASAN )……………………..........
13
BAB IV (
PENUTUP ) …………………………………… ………… . . . . 14
A. ANALISA……………………………………………………………….
14
B.SOLUSI………………………………………………………………….
14
C.KESIMPULAN………………………………………………………..
15
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………
16
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK) adalah dua hal yang tak akan pernah bisa terlepaskan dari
kehidupan manusia. Apalagi, abad 21 ini adalah era globalisasi dimana hampir
semua kegiatan manusia menggunakan sistem teknologi. Yang mana perkembangan
teknologi sangatlah pesat, dalam hal ini teknologi sangat berpengaruh di
kehidupan sosial kita. Apalagi jika kita amati lebih jauh, IPTEK sangat
berpengaruh pada kehidupan sosial.
Teknologi dalam
penerapannya sebagai jalur utama yang dapat menyonsong masa depan, sudah diberi
kepercayaan yang mendalam. Dia dapat mempermudah kegiatan manusia, meskipun
mempunyai dampak sosial yang muncul sering lebih penting artinya daripada
kehebatan teknologi itu. Kita misalkan saja manusia yang bisa memanfaatkan
IPTEK maka akan memiliki status pendidikan yang tinggi. Oleh karena itu orang
yang berpendidikan tinggi identik dengan status sosial yang tinggi. jika status
sosial seseorang tinggi maka tingkat kemakmurannya juga akan tinggi pula. Untuk
itulah jika diamati dengan seksama maka terdapat hubungan yang sangat kuat
antara IPTEK dengan sebagai perjuangan yang akan memperoleh kemerdekaan bangsa
dan motivasi fundamental dari cita-cita masyarakat adil dan makmur. Berbicara
tentang kemiskinan akan menghadapkan kita pada persoalan lain, seperti persepsi
manusia terhadap kebutuhan pokok, posisi manusia dalam lingkungan sosial dan
persoalan yang lebih jauh, bagaimana ilmu pengetahuan (ekonomi) dan teknologi
memanfaatkan sumber daya alam untuk mengurangi kemiskinan di tengah masyarakat.
Kemiskinan memang
menjadi masalah yang serius dalam menghadang kemajuan IPTEK. Hal ini
disebabkan, masyarakat miskin dipastikan tidak akan bisa menikmati kemajuan
teknologi. Malah yang terjadi masyarakat miskin akan menghambat perkembangan
teknologi. Bukan hanya itu saja, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi memberikan
dampak dalam sektor ekonomi kesejahteraan masyarakat.
Kesejahteraan
masyarakat maka akan meliputi kemakmuran dan kemiskinan. Bilamana masyarakat
bisa makmur apabila berhasil mengikuti dan menggunakan perkembangan IPTEK maka
masyarakat tersebut termasuk masyarakat yang sejahterah, dan sebaliknya,
masyarakat yang tidak dapat mengikuti IPTEK dengan baik maka terjadi
kemiskinan.
Kemiskinan sendiri
merupakan tema sentral dari perjuangan bangsa,
sehingga masyarakat
akan terseleksi dan membuat mereka menjadi miskin ketika dampak IPTEK mulai
merajarela.
Untuk itulah, perlu
adanya pemahaman yang mendalam antara Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
dengan kemiskinan serta kemakmuran masyarakat sehingga ada kemungkinan muncul
sebuah kesalahan persepsi mengenai IPTEK yang sangat erat kaitannya dengan
kemunculan kemiskinan yang terus berkelanjutan.
B.
Rumusan Masalah
1.Apa pengertian dari
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan?
2.pa hubungan antara
Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan?
3.Bagaimana dampak
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap kemakmuran masyarakat?
4.Bagaimana cara
Mengoptimalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk kemakmuran masyarakat?
C.
Tujuan
1. Mengetahui definisi
dan maksud dari Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
2. Mengetahui hubungan
antara Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Kemiskinan
3. Memahami dampak
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terhadap kemakmuran masyarakat
4. Memahami cara
optimalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk kemakmuran masyarakat
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Ilmu Pengetahuan
Ilmu
Pengetahuan berasal dari dua kata, yaitu “ilmu” dan “pengetahuan” yang memiliki
arti tersendiri. Keseluruhannya telah lama dipersoalkan oleh ahli filsafat
seperti socrates, plato, dan aristoteles dimana teori ilmu pengetahuan
merupakan cabang atau sistem filsafat. Oleh J.P Farrier dalam institutes of metaphiscs
(1854), pemikiran tentang teori pengetahuan itu disebut ”epistemologi”
(epistem=pengetahuan, logos=pembicaraan/ilmu).
Menurut
immanuel kant pengetahuan merupakan persatuan budi dan pengalaman. dari
berbagai macam pandangan tentang pengetahuan di peroleh sumbe-sumber
pengetahuan berupa ide, kenyatan, kegiatan akal-budi, pengalaman, sentesis budi
atau meragukan karena tak adanya sarana untuk mencapai pengetahuan yang pasti.
Untuk
membuktikan apakah isi pengetahuan itu benar,perlu berpangkal pada teori-teori
kebenaran pengetahuan. Teori pertama bertitik tolak adanya hubungan
dalil,dimana pengetahuan dianggap benar apabila dalil(proposisi) itu mempunyai
hubungan dengan dalil (proposisi) yang terdahulu.kedua, pengetahuan itu benar
apabila ada kesesuaian dengan kenyataan, bahwa pengetahuan itu benar apabila
mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang mempunyai pengetahuan itu.
Banyaknya
teori dan pendapat tentang pengetahuan dan kebenaran mengakibatkan suatu
definisi ilmu pengetahuan akan mengalami kesulitan sebab, membuat suatu
definisi dari definisi ilmu pengetahuan yang dikalangan ilmuan sendiri sudah
ada keseragaman pendapat, Hanya akan merangkap dalam tautologies (pengulangan
tanpa membuat kejelasan) dan pleonasme atau mubazir saja.
Dalam
penerapan sebuah ilmu pengetahuan akan memunculkan sebuah hambatan sosial. Hal
ini disebabkan, pola pikir ilmiah tidak mempertimbangkan nilai moral dan dampak
terhadap sosial ekonomi.Sebab manusia tidak selalu sadar dengan hal ini,dan
manusia yang paling sederhanapun hanya sedikit peduli terhadap sosial
ekonomi.
Contoh
sederhana tapi mendalam terjadi pada masyarakat mistis. Dalam masyarakat
tersebut ada kesatuan dari pengetahuan (mitis ) dan perbuatan (sosial),
demikian pula hubungan sosial di dalam suku dan kewajiban individu sudah
terang, argumen ontologis, kalau meminjam teori plato berteori tentang wujud
dan hakikat yang ada. Keadaan sekarang sudah berkambang sehingga manusia sudah
mampu membedakan antara ilmu pengetahuan(kebenaran) dan ilmu etika(kebaikan).
Maka yang pertama dipentingkan bukan “apa” melainkan “bagaimana” dapat
menghubungkan ilmu pengetahuan dengan etika dalam suatu sikap yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Alasan
lain untuk mengintegrasikan kedua bidang tersebut ialah karena dalam perkembangan-perkembangan
ilmu modern, pengetahuan manusia telah mencapai lingkupnya yang paling luas,
dimulai dengan pikiran antologis, kemudian gauli, rahasia-rahasianya
dimanfaatkan bagi manusia. Timbul kesan seolah- olah pengetahuan ilmiah
merupakan suatu tujuan tersendiri (ilmu demi ilmu). Bahkan ada ilmu pengetahuan
murni, jadi lepas dari apa yang ada di luar ruang lingkup ilmu, lepas dari
masyarakat dan hidup sehari-hari. Di sini manusia berhadapn dengan pertanyaan
–pertanyaan mengenali kebaikan dan kejahatan, kesadaran politik, nilai-nilai
religius, dan sebagainya. Oleh pandangan ini kaidah etis etis beserta
lain-lainnya di cap sebagai sosial akstra ilmiah (diluar dibidang ilmu).
Sekarang
tidak dapat netral dan bersikap netral lagi terhadap ilmu penyelidikan ilmiah.
Karena manusia hidup dalam suatu dunia, hasil ilmu pengetahuan dapat membawa
pada malapetaka yang belum pernah kita bayangkan sehingga perlu etika ilmu
pengetahuan sebagai satu-satunya jalan keluar. Lebih lanjut diakui oleh
filsafat modern, bahwa manusia dalam pekerjaan ilmiahnya tidak hanya bekerja
dengan akal budinya, melainkan dengan seluruh eksitensinya, dengan seluruh
keadaannya, dengan hatinya, dengan panca inderanya sehingga manusia, dalam
mengambil keputusannya, membuat pilihannya terlebih dahulu, mendapapat
pertimbangannya terlebih dahulu, mendapat pertimbangan dengan pengajaran agama,
dan nialai-nilai atau norma kesusilaan. Konteks ilmu dengan ajaran agama dalam
rangka meeningkatkan ilmuan itu sendiri sejajar dengan orang-orang yang beriman
pada derajat yang tinggi, sebagai pemegang alamat dan akan tetap memperoleh
pahala.
B.
Teknologi
Istilah
teknologi berasal dari kata techne dan logia. Kata yunani kuno techne berarti
seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan technikos yang berarti
seseorang yang memiliki keterampilan tertentu. Dengan berkembangnya
keterampilan seseorang yang menjadi semakin tetap karena menunjukkan suatu
pola, langkah, dan metode yang pasti, keterampilan itu lalu menjadi teknik.
Sampai
pada permulaan abad XX ini, istilah teknologi telah dipakai secara umum dan
merangkum suatu rangkaian sarana, proses, dan ide disamping alat-alat dan
mesin-mesin. Perluasan arti itu berjalan terus sampai pertengahan abad ini
muncul perumusan teknologi sebagai sarana atau aktifitas yang dengannya manusia
berusaha mengubah dan menangani lingkungan. Ini merupakan suatu pengertian yang
sangat luas karena setiap sarana perlengkapan maupun kultural tergolong suatu
teknologi.
Teknologi
dianggap sebagai penerapan ilmu pengetahuan, dalam pengertian bahwa penerapan
itu menuju pada perbuatan atau perwujudan sesuatu. Kecenderungan ini pun
mempunyai suatu akibat dimana kalau teknologi dianggap sebagai penerapan ilmu
pengetahuan, dalam perwujudan tersebut maka dengan sendirinya setiap jenis
teknologi/sebagian ilmu pengetahuan dapat ada tanpa berpasangan dengan ilmu
pengetahuan dan pengetahuan tentang teknologi perlu disertai oleh pengetahuan
akan ilmu pengetahuan yang menjadi pasangannya.
Demikianlah
teknologi adalah segenap keterampilan manusia menggunakan sumber-sumber daya
alam untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Secara
lebih umum dapatlah bahwa teknologi merupakan suatu sistem penggunaan berbagai
sarana yang tersedia untuk mencapai tujuan-tujuan praktis yang ditentukan.
C.
Kemiskinan
Menurut
Petirin A. Sorokin, bahwa stratifikasi soisal ( social stratification ) adalah
perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas – kelas secara bertingkat (
secara hierarakis ). Perwujudannya adalah adanya kela-kelas tinggi dan kelas
yang lebih rendah. Selanjutnya Sorokin menjelaskan bahwa dasar dan inti
lapisan-lapisan dalam masyarakat adalah karena tidak ada keseimbangan dalam
pembagian hak-hak dan kewajiban-kewajiban, kewajiban-kewajiban dan tanggung
jawab nilai-nilai sosial dan pengaruhnya diantara anggota-anggota masyarakat.
Lapisan-lapisan ini dalam masyarakat itu ada sejak manusia mengenal kehidupan
bersama dalam masyarakat. Mula-mula lapisan-lapisan didasarkan pada pembedaan
jenis kelamin, perbedaan antara pemimpin dan yg dipimpin, pembagian kerja dan
sebagainya. Semakin kompleks dan majunya pengetahuan dan teknologi dalam
masyarakat, maka system lapisan-lapisan dalam masyarkat akan semakin kompleks
pula.
Kemiskinan
menurut Kantor Menteri Negara Kependudukan/ BKKBN adalah suatu keadaan dimana
seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang
dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya untuk
memenuhi kebutuhannya.
Kemiskinan
memang merupakan sebuah dampak negatif dari sebuah perkembangan IPTEK yang
semakin pesat tanpa di iringi dengan ekonomi yang mumpuni, sehingga menimbulkan
kaum miskin yang tertinggal akan IPTEK. Hal ini bisa terlihat dengan
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga robotic pada perusahaan sebagai
dampak dari perkembangan IPTEK, tanpa di iringi dengan pemikiran terhadap kaum
buruh yang miskin. Hal ini tentu saja membuat mereka menjadi kalah atau
tersingkir akibat dari kemajuan IPTEK.
D.
KEMAKMURAN
Membicarakan
mengenai masalah kemakmuran, tentu yang pertama kali terlintas dalam benak
adalah mengarah kepada segi keuangan atau kemapanan hidup seseorang. Secara
mendasar kemakmuran dilihat dari sudut pandang ilmu ekonomi memiliki definisi
sebagai situasi dimana kebutuhan bisa terpenuhi. Kebutuhan disini mencakup
kebutuhan batin dan kebutuhan lahir, bisa dari sandang, papan, dan pangan.
Kemudian meluas akan kebutuhan rasa nyaman, percaya, dan kepedulian sesama
untuk saling membantu.
Secara umum kemakmuran memiliki kriteria
sebagai berikut :
- Terpenuhinya kebutuhan pokok (primer),
berupa sandang, pangan, dan papan.
- Mampu
mnjangkau kebutuhan sekunder maupun tersier dengan mudah.
- Tidak
memiliki tekanan batin, sehingga pikiran ringan.
- Memiliki
orang yang menjadi tempat kepercayaan.
- Tidak
kesulitan mengatur waktu, tenaga, maupun finansial.
-
Tercukupinya kebutuhan diri akan rekreasi dan menjalankan hobi.
Melihat kriteria
tersebut, tentunya akan langsung mengacu pada kemapanan dari segi finansial
seseorang. Orang dengan keuangan yang melimpah cenderung mampu mendapatkan
apapun yang diinginkan.
Namun
pada kenyataannya, berdasarkan studi diketahui bahwa orang yang mapan dari segi
finansial masih bisa dikatakan belum makmur. Hal ini terjadi karena adanya
beban baru terhadap kondisi sosial seseorang, bisa karena penyakit, pendamping
hidup, maupun orang sekitar yang sulit diberikan amanah (kepercayaan). Orang
yang cenderung mencintai uang seolah hidup hanya untuk bersenang-senang di
dunia, sehingga beberapa orang justru tidak terpenuhi kebutuhan batin. Seperti
kebutuhan kasih dan sayang dari keluarga maupun orang terdekat lainnya. Hal ini
tentunya masih belum bisa dikatakan makmur, apabila kebutuhan batin tidak mampu
terpenuhi.
Berbicara
mengenai kemakmuran akan lebih bijak apabila standart kemakmuran tersebut
disesuaikan dengan kondisi diri sendiri. Sebab rasa cukup, bahagia, dan
perasaan damai lainnya diciptakan oleh diri sendiri bukan oleh orang lain dan
lingkungan. Sehingga memiliki filosofi, selalu melihat ke bawah dan jangan
melihat ke atas, akan membantu mendapatkan kemakmuran lahir maupun batin. Sebab
kebutuhan sandang, pangan, maupun papan tentunya tidak perlu terlalu mewah,
dalam kadar secukupnya saja. Semakin besar pasak maka diperlukan tiang yang
semakin besar pula, sehingga mengatur pengeluaran dari berapapun pendapatan
maka kita sudah makmur secara lahir.
BAB III
STUDI KASUS
Kesenjangan
ekonomi atau ketimpangan antara kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dan
kelompok masyarakat berpenghasilan rendah serta tingkat kemiskinan atau jumlah
orang yang berada di bawah garis kemiskinan merupakan dua masalah besar
dibanyak negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia. Di mana negara ini,
jumlah penduduk miskin tergolong paling banyak. Hal ini juga di sebabkan
teknologi dan ilmu pengetahuan negara ini jauh tertinggal dari negara-negara
lain di dunia.
Kemiskinan
adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan.
Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar,
ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan merupakan
masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif,
dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan.
Kemiskinan
dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya meliputi:
Pertama,gambaran kekurangan
materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai
situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
Kedua,gambaran tentang
kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk
pendidikan dan informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari
kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah masalah politik dan moral, dan
tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
Ketiga,gambaran tentang
kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna "memadai" di
sini sangat berbeda-beda melintasi bagian bagian politik dan ekonomi di seluruh
dunia.
Hubungan
IPTEK dengan Kemiskinan
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan dua hal yang tak terpisahkan dalam
peranannya untuk memenuhi kebutuhan insani. Ilmu pengetahuan digunakan untuk
mengetahui “apa” sedangkan teknologi mengetahui “bagaimana”. Ilmu pengetahuan
sebagai suatu badan pengetahuan sedangkan teknologi sebagai seni yang
berhubungan dengan proses produksi, berkaitan dalam suatu sistem yang saling
berinteraksi. Teknologi merupakan penerapan ilmu pengetahuan, sementara
teknologi mengandung ilmu pengetahuan di dalamnya.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu
kehidupan di dunia (satu dunia), yang diantaranya membawa malapetaka yang belum
pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu
pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat netral
dan bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau
mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu
mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama.
Ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan,
tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan
sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan.
Dalam
hal kemiskinan struktural, ternyata adalah buatan manusia terhadap manusia
lainnya yang timbul dari akibat dan dari struktur politik, ekonomi, teknologi
dan sosial buatan manusia pula. Perubahan teknologi yang cepat mengakibatkan
kemiskinan, karena mengakibatkan terjadinya perubahan sosial yang fundamental.
Sebab kemiskinan diantaranya disebabkan oleh struktur ekonomi, dalam hal ini
pola relasi antara manusia dengan sumber kemakmuran, hasil produksi dan
mekanisme pasar. Semuanya merupakan sub sistem atau sub struktur dari sistem
kemasyarakatan. Termasuk di dalamnya ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rata-rata
orang yang hidup di bawah garis kemiskinan belum dapat membaca maupun menulis.
sedangkan salah satu cara memberantas kemiskinan adalah dengan ilmu
pengetahuan. Dengan dapat membaca dan menulis, seorang pemulung sampah bisa
berkesempatan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan menghasilkan banyak
uang. Dengan ilmu pengetahuan, dapat merubah seorang pengamen untuk berpikir
kreatif dan memulai membuka suatu usaha dengan memanfaatkan teknologi yang ada.
Dampak
IPTEK terhadap Kemakmuran Masyarakat
Keadaan umat manusia kini sangat berbeda dengan peradaban zaman dulu,
misalnya peradaban Mesir Kuno, Yunani Kuno, Romawi atau peradaban di daratan
Cina. Faktor utama yang menyebabkan perbedaan itu ialah pertumbuhan penduduk,
sains dan teknologi. Sains teknologi membawa kemudahan, kemakmuran dan
kenyamanan, sedangkan teknologi komunikasi membuat interdepensi secara global
yang semakin meningkat.
Namun begitu, sains teknologi juga membawa segi-segi yang negatif. Salah
satunya adalah perkembangan dunia akhir-akhir ini yang menunjukkan
kecenderungan yang sangat memprihatinkan akibat kesalahan dalam pemanfaatan
kamajuan sains dan teknologi.
Sebagaimana kita ketahui, di papua terjadi penambangan besar besaran
bahan tambang yang di pelopori oleh Freeport dengan menggunakan teknologi
canggihnya. Di lansir dari majalahtambang.com disebutkan bahwa keuntungan PT
Freeport Indonesia yang sahamnya 90% dipegang asing(pihak Amarika) mendapat
keuntungan lebih dari 400 Triliyun rupiah. Ini berbanding terbalik dengan para
pekerja papua di PT Freeport yang masih memiliki latar belakang ekonomi
menengah kebawah yang tidak bisa menikmati hasil dari kemajuan teknologi
(penambangan papua yang menggunakan teknologi penambangan canggih sehingga
hasil tambang dengan mudah di dapatkan). Bahkan, sisa atau bekas tambang PT
Freeport telah membuat pulau papua menjadi rusak wilayah hutannya di akibatkan
pengrusakan untuk percepat penambangan di pulau papua. Sehingga ini menjadi
bukti bahwa perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dapat merusak alam dan
tidak semua masyarakat bisa merasakan manfaat dari perkembangan teknologi yang
sedang berkembang. Namun, berbeda bagi mereka yang menjadi bos bos di freeport
yang secara langsung mendapatkan keuntungan atau manfaat dari perkembangan IPTEK
di dalam bidang pertambangan.
Optimalkan
IPTEK untuk kemakmuran masyarakat
Ibaratkan
sebuah pedang bermata pisau, itulah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Apabila di
gunakan dengan optimal serta menggunakannya dengan baik maka akan membuat
masyarakat menjadi makmur, menjadikan masyarakat lebih maju. Dengan begitu
IPTEK akan memajukan masyarakat dari berbagai sektor. Misalkan saja dari sektor
ekonomi dengan penemuan teknologi untuk mempercepat hasil pertanian yang
membuat keuntungan masyarakat bertambah. Dari sektor sosial, jika IPTEK dapat
di optimalkan dengan baik maka setiap masyarakat akan memiliki kelas sosial
yang lebih tinggi sehingga akan bisa lebih dihormati oleh orang lain.
Penggunaan
IPTEK juga harus di sesuaikan dengan berbagai faktor yang ada sehingga tidak
bertentangan juga dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat tersebut agar
tidak terjadi kesalahpahaman antara masyarakat dari golongan pemakai IPTEK
dengan masyarakat yang belum terlalu memakai IPTEK dalam kehidupan mereka.
BAB IV
PENUTUP
A.
Analisa
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi memberikan banyak dampak yang serius terhadap
kemiskinan dan kemakmuran suatu masyarat. Ibarat dua mata pisau, IPTEK akan
memberikan dampak positif dan negatif bagi sebagian orang. Bahkan ada pepatah
yang mengatakan :
“siapa
yang menguasai teknologi, maka dia yang menguasai dunia”
Maksud
dari pepatah di atas adalah siapapun orang yang dapat memanfaatkan adanya
teknologi dalam berbagai bidang kehidupan, maka derajat orang tersebut akan
berada di atas,dan dapat melakukan apapun sesuai dengan kehendaknya demi
tercapai apa yang yang diinginkan orang tersebut. Dalam perkembangannya iptek
mulai dimanfaatkan dan diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia.
Misalnya dalam bidang kesehatan, teknologi, perhubungan dan arsitektur,
industri, dll Adapun dalam pemanfaatan dan penerapannya iptek berdampak negatif
dan positif. Dampak positifnya, iptek dapat dimanfaatkan dan diteterapkan untuk
kesejahteraan dan kemakmuran manusia. Namun dampak negatifnya, akan berpengaruh
besar dalam kelangsungan hidup manusia itu sendiri, ujung dari dampak negatif
penerapan teknologi adalah kemiskinan. Dampak negatif tersebut akan berujung
pada kemiskinan, apabila manusia tidak mampu mencari dan menemukan pemecahan
permasalahan yang timbul. Berikut adalah dampak negatif dari perkembangan,
pemanfaatan dan penerapan iptek dalam kehidupan manusia yang saling terkait dan
berujung pada masalah kemiskinan
B.
Solusi
Kemiskinan
di negeri ini hanya bisa diatasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
hal ini ada dua segi yaitu dari pemerintah dan masyarakat. Dari segi pemerintah
yaitu; pemerintah sepenuhnya menangani bidang produksi pertanian dan peternakan,
pemerintah memperbanyak atau meningkatkan mutu dalam pemberdayaan sumber daya
manusia (SDA), pemerintah membangun Infrastruktur dengan teknologi yang mampu
memangkas biaya pegeluaran negara, misalkan saja pemerintah segera membangun
sumber energy nuklir (PLTN). Sedangkan dari segi masyarakat; masyarakat agar
peduli dengan pendidikan dengan memperhatikan lembaga swadaya masyarakat dalam
meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDA), masyarakat diharapkan meningkatkan
produksi pertaniannya dengan basis teknologi yang dianjurkan oleh pemerintah,
serta memperhatikan penuh dalam penyelenggaraan perencanaan PLTN.
IPTEK
memang merupakan dua mata pisau. Sehingga harus di manfaatkan dengan hati hati.
Karena jika tidak terjadi, masyarakat miskin akan menjadi lebih miskin lagi dan
masyarakat golongan menengah keatas akan semakin kaya dengan mendapatkan
pundi-pundi keuntungan dari pemanfaatan IPTEK tanpa memikirkan masyarakat
miskin. Bahkan yang miskin akan tersingkirkan dan menjadi masyarakat buangan
karena selain tidak bisa memanfaatkan IPTEK tetapi juga tidak bisa merasakan
bagaimana IPTEK telah tumbuh dan berkembang dengan cepat.
C.
Kesimpulan
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi sangat erat kaitannya dengan kemiskinan. Terutama
dalam perkembangannya yang semakin pesat dari tahun ke tahun. Masyarakat mau
tidak mau harus mengikuti perkembangan yang ada demi kemudahannya dalam
beraktifitas, tetapi faktor penybaran perekonomian yang tidak merata
menyababkan hal-hal yang ingin dicapai tidak dapat berjalan dengan maksimal.
Hanya
kalangan ekonomi menengah keatas atau kaum yang tergolong makmur yang bisa
merasakan dari perkembangan IPTEK yang saat ini berkembang dnegan pesat.
Sebaliknya, kaum miskin akan semakin tersingkir dengan IPTEK yang semakin maju.
Ilmu
pengetahuan, teknologi dan kemiskinan adalah sesuatu yang bertentangan.
Teknologi diciptakan oleh manusia demi kesejahteraan umat manusia dan untuk
memenuhi kebutuhan manusia dengan arti menciptakan, mencari kesenangan manusia,
melindungi dari malapetaka, kelaparan, melindungi dari bahaya kekejaman alam
serta memenuhi kebutuhan pokok manusia.Ilmu pengetahuan, teknologi serta
kemiskinan memiliki kaitan struktur yang jelas, sebab bagi siapa saja yang dapat
menguasai IPTEK maka ia akan berkembang mengikuti era globalisasi yang sudah
modern ini. Dan bagi siapa saja yang tidak menguasai IPTEK maka ia akan
tertinggal jauh oleh pesatnya perkembangan teknologi di zaman ini.Bila di zaman
yang modern ini masih ada masyarakat yang tertinggal dan tidak menguasai IPTEK
maka mungkin saja masyarakat masih terpuruk dalam kemiskinan karena mereka
masih menggunakan cara lama yang sudah tertinggal dan tidak efektif dan efisien
lagi dizaman ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulsyani.Sosiologi,
skematika, teori, dan terapan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Ace,
Partadireja. (1981).Ekonomik Etik, pada
pengukuran Guru Besar Ekonomi Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Ritzer,
George. sosiologi ilmu pengetahuan
berparadigma ganda.
Rosyidi,
Suherman.(2006).Pengantar Teori Ekonomi.Jakarta:PT
Raja Grafindo
Persada.
Netltjie,
Harmawan.(1996).MKDU Ilmu Sosial Dasar.
Malang : Gunadarma
Sagir,Soeharsono.(2009).Kapita Selekta Ekonomi Indonesia. Jakarta
: Kencana Prenada Media Group.
http://cardcaptor-dyah39.blogspot.com/2011/11/tema-ilmu-pengetahuan-teknologi-dan.html
http://arsenal-holic.blogspot.com/2012/12/tugas-8-isd-ilmu-pengetahuan-tekhnologi.html